Pagi pagi sudah membaca blog punya mas Dani dan kemudian tiba-tiba mak bedunduk teringat sebuah kejadian tentang orang kepo yang mirip dengan kejadian mas Dani (selintas lho ya).
Ditempat kerja semua mama murid sudah aku anggap sebagai teman apalagi jika seumuran pasti kita lambat laun akan menjadi dekat, bahkan si anakpun ikutan nge-fans denganku ๐ . Dan sebagai teman tentu aku tak ingin berpihak pada salah satu sekalipun sebenarnya diantara mereka juga sebenarnya ada rongga rongga yang bernama keingintahuan yang satu saat bisa membuat pecah.
Sejak SMA aku terkenal cuek, saking cueknya pernah seorang sahabat bertanya “Kยชโu jadi orang kok gak care sama sahabat”, dan aku hanya bisa menjawab “kamu butuh apa aku usahakan selali ada dan membantu tapi kalo aku disuruh bertanya dahulu itu yang belum bisa aku lakukan karena ketika aku terkena masalah aku juga tidak ingin disentuh orang lain, dan itu yang ku berlakukan ke orang lain juga, kalo mau datang saja dan aku akan bersedia jadi tong sampah untuk seorang sahabat” dan ia hanya mengangguk.
Itupula yang masih aku terapkan sekarang, bukan kapasitasku untuk bertanya “ada apa, mengapa, kok bisa” dan mungkin lainnya selama yang bersangkutan tidak ingin memulai membuka dahulu.
Dan tiba-tiba seorang wali murid membicarakan sahabatnya yang kebetulan jadi temanku juga secara dalam bahkan sampai ke borok terdalam sangat dalam, aku bahkan sangat risih sekali mendengarkan dan langsung aku stop, tapi dia masih lanjut dan beralasan bahwasanya dia itu sahabatnya dan dia berhak tau urusan sahabatnya dan ketika sahabatnya tidak menceritakannya maka dia mencari tahu ke pihak lain yang belum tentu sudut pandang atau ceritanya sesuai dengan kondisi si korban ya kan ?
Dan itu yang gak aku suka bener !
Aku langsung berkata dengan nada agak tinggi
“Mama kalo itu saya, saya juga akan maraah, kenapa? Karena sebuah rahasia ketika saya tidak menceritakannya sekalipun ke sahabat artinya saya memang tidak ingin membaginya dengan siapapun mungkin karena tak layak dibagi, malu atau belum siap. Jika seseorang lain tahu ya tolong disimpan sendiri jangan malah menyebarkan dengan kondisi yang malah makin buruk tentu aku marah, marah sekali”
Dan mama murid langsung diam.
Mungkin aku juga salah ya untuk penyampaianya hahahaha aku terbawa emosi. Iya ku akui aku memang salah dan takkan kusangkal, harusnya mungkin aku lebih kalem dan bijak lagi dalam penyampaian, yah masih belajar untuk lebih sabar lagi (semangat)
Oke kembali ke topik,
Rasa ingin tahu (baca kepo) itu sebenarnya baik jika dikelola dengan baik, lah tapi di Masyarakat ini malah biasanya malah dijadikan bahan gosap di gosok makin menguap dan sip. Dan jika diingatkan malah dikira sok suci, sok bener, sok sok sok lainya yang gak ada cuma sok atuh … ๐
Ya sekali lagi itu mah pilihan ya kan ?
Pokoknya tugas kita cuma mengingatkan, urusan diterima enggak wes biarin aja woleees aja, ribet juga jika harus mikirin masalah kayak gitu. Tapi terkadang masih suka emosi juga kalo denger yang ngatainya kebangetan banget.
Sedikit mengutip kalimat ustad felix:
saat isi kepala tidak ada yang bisa dibanggakannya | orang cenderung membanggakan yang diluar kepalanya
siksaan terbesar bagi para pembenci | adalah saat kebenciannya tak berbalas
bukan hanya cinta, benci pun bisa bertepuk sebelah tangan | jangan layani benci, biar hanya senyap yang dia dapat
jangan mengadu kepala banteng dengan kepala jua | biarlah ia menanduk benci dan kita jadi matador saja
benci iri dengki itu satu kawanan sehidup semati | sedang cinta dan bahagia itu menenangkan isi hati
Kata temenku “senggol bacok”
Uhehehehe kalo kataku “gak mau diganggu jangan ganggu orang”
Kata kalian ?
Happy Friday friends !
Rumah Pohon,
7 Februari 2014
06.00 wib
Posted from WordPress for BlackBerry.